Kegiatan Olahraga Padel PPDS-2 Fetomaternal Bersama Mahasiswa PPDS-1 Obstetri dan Ginekologi
Agustus 2025
Program Studi Subspesialis (PPDS-2) Fetomaternal Universitas Udayana/RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah mengadakan kegiatan olahraga bersama berupa padel di Lumbung Architect, Sanur yang diikuti oleh dr. Daniel Hadinata Susanto, Sp.OG, peserta PPDS-2 Fetomaternal, bersama dengan mahasiswa PPDS-1 Obstetri dan Ginekologi.
Acara olahraga ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya menciptakan suasana kebersamaan, menjaga kesehatan fisik, serta memperkuat hubungan antar jenjang pendidikan dalam program studi.
Padel sebagai Olahraga Kebersamaan
Padel merupakan salah satu cabang olahraga raket yang saat ini semakin populer, karena mudah dimainkan, menyenangkan, serta dapat melibatkan kerja sama tim. Kegiatan ini dipilih bukan hanya sebagai sarana olahraga, tetapi juga sebagai media rekreasi untuk menyeimbangkan rutinitas akademik dan klinis yang padat.
Tujuan Kegiatan
- Meningkatkan Work-Life Balance — Menjadi dokter pendidik klinis maupun peserta program pendidikan spesialis memerlukan dedikasi tinggi yang seringkali menyita waktu. Dengan adanya kegiatan olahraga bersama, diharapkan para peserta dapat menjaga keseimbangan antara tanggung jawab akademik/klinis dengan kebutuhan fisik dan psikologis.
- Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental — Aktivitas fisik teratur terbukti mampu meningkatkan kebugaran, daya tahan tubuh, serta mengurangi stres. Olahraga padel dipilih karena memberikan manfaat aerobik sekaligus melatih koordinasi, refleks, dan kekompakan.
- Membangun Kebersamaan antar PPDS-1 dan PPDS-2 — Interaksi positif melalui kegiatan non-akademik sangat penting untuk mempererat hubungan antarpeserta didik. Dengan olahraga bersama, PPDS-1 dan PPDS-2 dapat saling mengenal lebih dekat, membangun komunikasi yang baik, dan memperkuat rasa kekeluargaan dalam lingkungan pendidikan.
Harapan ke Depan
Melalui kegiatan ini, diharapkan hubungan antara PPDS-1 dan PPDS-2 semakin solid, tercipta iklim belajar dan bekerja yang sehat, serta terbentuk budaya akademik yang tidak hanya berfokus pada keilmuan, tetapi juga pada kesejahteraan fisik dan mental seluruh civitas akademika.


